Apa Itu Isra Mi'raj? Berikut Pengertian, Makna & Keutamaannya
Isra Mi'raj adalah peristiwa agung dan mulia yang hanya dialami oleh Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT untuk mengemban tugas dakwah agama Islam. Dalam hal ini, Isra Mi'raj adalah suatu perjalanan yang menjadi titik balik dan utama bagi Rasulullah SAW dalam berdakwah.
Perjalanan yang tak diketahui secara pasti mengenai waktunya tersebut dilakukan Rasulullah seorang diri. Melansir dari laman resmi Kementerian Agama RI, Isra Mi'raj diperkirakan para ulama berlangsung pada tahun pertama sebelum hijrah.
Waktunya sendiri antara lain yakni sekitar tahun 620 hingga 621 Masehi. Sementara menurut pendapat al-Allamah al-Manshurfuri, peristiwa Isr Mi'raj adalah perjalanan yang dilakukan pada malam 27 Rajab tahun 10 kenabian.
Isra Mi'raj adalah peristiwa yang terbagi ke dalam dua hal berbeda. Pada Isra, Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Sementara dalam Miraj, Nabi Muhammad SAW diminta Allah SWT secara langsung untuk naik ke langit tertinggi sampai ke Sidratul Muntaha.
Dalil Mengenai Isra Miraj
Isra Mi'raj adalah rangkaian peristiwa yang menjadi momen istimewa baik bagi Rasulullah sendiri maupun umat Islam. Dengan berlangsungnya hal tersebut, maka umat Islam menjadi senantiasa lebih mengetahui kewajibannya sebagai manusia yang hendaknya selalu menyembah hanya kepada Allah SWT.
Peristiwa Isra Mi'raj tersebut juga menjadi penanda bahwa Allah SWT pemilik seluruh alam semesta. Hal itu terbukti dari Rasulullah yang diperlihatkan sebagian tanda keagungan Allah SWT melalui perjalanannya langsung ke Sidratul Muntaha.
Adapun dalil yang menyebut perjalanan Rasulullah dalam Isra Miraj adalah sebagai berikut.
Al-Isra’ Ayat 1
Sub-hanallazi asra bi'abdihi lailam minal-masjidil-harami ilal-masjidil-aqsallazi barakna haulahu linuriyahu min ayatina, innahu huwas-sami'ul-basir.
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad ?allallahu ‘Alaihi Wa Sallam) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami (Allah). Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Al-Isra’ [17]: 1)
An-Najm Ayat 1-18
Wan-najmi iza hawa. Ma dalla sahibukum wa ma gawa. Wa ma yantiqu ‘anil-hawa. In huwa illa wahyuy yuha. ‘Allamahu syadidul-quwa. Zu mirrah(tin), fastawa. Wa huwa bil-ufuqil-a‘la. Summa dana fa tadalla. Fa kana qaba qausaini au adna. Fa auha ila ‘abdihi ma auha. Ma kazabal-fu'adu ma ra'a. Afa tumarunahu ‘ala ma yara. Wa laqad ra'ahu nazlatan ukhra. ‘Inda sidratil-muntaha. ‘Indaha jannatul-ma'wa. Iz yagsyas-sidrata ma yagsya. Ma zagal-basaru wa ma taga. Laqad ra'a min ayati rabbihil-kubra.
"Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut keinginannya. Tidak lain (Alquran itu) adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya, yang diajarkan kepadanya oleh Jibril yang sangat kuat, yang mempunyai keteguhan; maka Jibril itu menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa), sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekan kepada Muhammad, lalu bertambah dekat, sehingga jaraknya sekitar dua busur panah atau lebih dekat lagi. Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan Allah. Hatinya tidak mendustakan aoa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (Musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu? Dan sunggu dia (Muhammad) telah melihatnya dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain, yaitu di Sidratulmuntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, Muhammad melihat Jibril ketika Sidratulmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Rabb-nya yang paling besar." (QS. An-Najm [53]: 1-18)
Isra Mi'raj bukan hanya menjadi perjalanan spiritual bagi Nabi Muhammad SAW saja. Nabi menjadi perantaran utama dari pesan penting yang hendak disampaikan Allah SWT kepada setiap manusia.
Isra Mi'raj adalah peristiwa yang membawa banyak makna dan keutamaannya bagi manusia yang mau berpikir. Secara singkat, makna dan keutamaan dari Isra Mi'raj adalah sebagai berikut.
1. Manusia Wajib Berprasangka Baik
Makna pertama dari Isra Mi'raj adalah manusia wajib memiliki prasangka baik kepada Allah SWT. Hal tersebut selayaknya yang dilakukan Rasululah.
2. Manusia Wajib Salat Lima Waktu
Selanjutnya, keutamaan dan makna dari Isra Mi'raj adalah manusia yang wajib taat terhadap perintah Allah. Salah satunya ialah mengenai salat lima waktu dengan bersungguh-sungguh mengharap rida Allah SWT.
3. Manusia Melakukan Perjalanan Luar Angkasa Pertama Kali
Berlangsungnya peristiwa Isra Mi'raj juga menjadi penanda bahwa Rasulullah merupakan manusia pertama yang melakukan perjalanan luar angkasa. Bukan menggunakan peralatan canggih, Rasulullah bahkan hanya berbekal keimanan dan takwa kepada Allah SWT.
Posting Komentar untuk "Apa Itu Isra Mi'raj? Berikut Pengertian, Makna & Keutamaannya"