Review Film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia
Sarjanakucing21 - Sudah jadi nasib film remake untuk selalu dibandingkan dengan versi aslinya, termasuk Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia garapan Hanung Bramantyo ini.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Film tersebut merupakan garapan ulang dari film bertajuk sama asal Korea Selatan. Film aslinya meledak di pasaran pada 2013 lalu dan membuat siapapun yang menontonnya meneteskan air mata, termasuk saya.
Secara umum, baik versi Indonesia maupun versi Korea, Miracle in Cell No. 7 punya cerita yang sama. Film ini mengangkat kisah orang keterbelakangan mental yang dipenjara dan harus meninggalkan anak perempuannya.
Dalam plot asli yang merupakan ciptaan Lee Hwan-kyung itu, tokoh utama yang berkebutuhan khusus ini dipenjara karena dituduh melakukan kejahatan.
Kini di tangan Hanung, film yang bikin mewek itu coba dikemas dengan 'bumbu-bumbu' tambahan khas lokal, tanpa mengubah hidangan utamanya. Niatnya, supaya film Korea ini terasa 'Indonesia banget'.
Kini di tangan Hanung, film yang bikin mewek itu coba dikemas dengan 'bumbu-bumbu' tambahan khas lokal, tanpa mengubah hidangan utamanya. Niatnya, supaya film Korea ini terasa 'Indonesia banget'.
BACA JUGA: Ratu Elizabeth II Meninggal Di Usia 96 Tahun, Begini Riwayat Sakitnya
Hal itu terlihat dari unsur-unsur budaya yang dimasukkan Hanung Bramantyo dalam film berdurasi 145 menit ini. Mulai dari tradisi adat, keagamaan, pakaian, hingga makanan.
Usaha Miracle in Cell No.7 melokal sebetulnya bisa dikatakan berhasil. Namun kembali lagi, karena saya sudah tersentuh dengan versi asli, ada beberapa hal lokal itu yang terasa tidak cocok untuk dibaurkan dalam film ini.
Hal itu terlihat dari unsur-unsur budaya yang dimasukkan Hanung Bramantyo dalam film berdurasi 145 menit ini. Mulai dari tradisi adat, keagamaan, pakaian, hingga makanan.
Usaha Miracle in Cell No.7 melokal sebetulnya bisa dikatakan berhasil. Namun kembali lagi, karena saya sudah tersentuh dengan versi asli, ada beberapa hal lokal itu yang terasa tidak cocok untuk dibaurkan dalam film ini.
BACA JUGA: Kesehatan Ratu Inggris Elizabeth Semakin Memburuk Dan Selalu Dalam Pantauan Tim Medis
Misalnya saja lagu selawat I'tiraf sebagai musik layar Dodo (Vino G Bastian) dan Kartika (Graciella Abigail) kabur dengan balon udara.
Rasanya musik yang sempat dipopulerkan oleh mendiang Jefri Al Buchori itu kurang pas untuk adegan tersebut, dan akan lebih baik diganti dengan musik mellow pop. Meskipun, lagu tersebut secara makna sesuai dengan kondisi hati Dodo.
Misalnya saja lagu selawat I'tiraf sebagai musik layar Dodo (Vino G Bastian) dan Kartika (Graciella Abigail) kabur dengan balon udara.
Rasanya musik yang sempat dipopulerkan oleh mendiang Jefri Al Buchori itu kurang pas untuk adegan tersebut, dan akan lebih baik diganti dengan musik mellow pop. Meskipun, lagu tersebut secara makna sesuai dengan kondisi hati Dodo.
BACA JUGA: Berikut Cara Menautkan File Excel Ke Power Point, Selengkapnya
Meski begitu, Miracle in Cell No.7 versi lokal ini memang perlu diacungi jempol, terutama akting para pemainnya yang totalitas. Khususnya, aksi duo komika Indra Jegel dan Rigen Rakelna. Saya angkat topi untuk mereka.
Penampilan Indro Warkop pun tak perlu diragukan. Aksi komedian senior langganan di film Falcon Pictures ini paling apik.
Meski begitu, Miracle in Cell No.7 versi lokal ini memang perlu diacungi jempol, terutama akting para pemainnya yang totalitas. Khususnya, aksi duo komika Indra Jegel dan Rigen Rakelna. Saya angkat topi untuk mereka.
Penampilan Indro Warkop pun tak perlu diragukan. Aksi komedian senior langganan di film Falcon Pictures ini paling apik.
Karakternya sebagai ketua geng napi tapi berhati Hello Kitty ini selalu mengundang tawa. Usia Indro yang telah berumur justru terlihat makin mematangkan kebolehan dia berakting di layar lebar.
Akting Graciella Abigail sebagai Kartika kecil juga tidak bisa dilewatkan. Anak usia 9 tahun itu terlihat sangat murni memerankan karakter Kartika.
BACA JUGA: Cara Download MP3 TikTok Tanpa Watermark Secara Gratis Mengunakan SnapTik
Jiwa Kartika seakan merasuk ke dalam Graciella, karena gadis kecil itu tampak menggemaskan sekaligus memilukan dalam waktu bersamaan.
Pujian juga saya berikan untuk Denny Sumargo. Bagi saya yang baru kali ini melihat aksinya, raut muka Densu mampu menampilkan hal yang detail, seperti kedutan mata yang membawa saya tenggelam dalam adegannya.
Jiwa Kartika seakan merasuk ke dalam Graciella, karena gadis kecil itu tampak menggemaskan sekaligus memilukan dalam waktu bersamaan.
Pujian juga saya berikan untuk Denny Sumargo. Bagi saya yang baru kali ini melihat aksinya, raut muka Densu mampu menampilkan hal yang detail, seperti kedutan mata yang membawa saya tenggelam dalam adegannya.
BACA JUGA: Cara Transfer OVO Ke DANA Dengan Mudah, Selengkapnya
Namun sayang, ketika pemain karakter-karakter samping menampillkan performa memikat, hal berbeda terjadi dengan Vino G Bastian yang menjadi pemeran utama.
Aksi Vino sebagai Dodo tak cukup bisa membuat saya terpikat seperti Ryoo Seung-ryong menjadi Yong-goo pada versi Korea Miracle in Cell No. 7.
Namun sayang, ketika pemain karakter-karakter samping menampillkan performa memikat, hal berbeda terjadi dengan Vino G Bastian yang menjadi pemeran utama.
Aksi Vino sebagai Dodo tak cukup bisa membuat saya terpikat seperti Ryoo Seung-ryong menjadi Yong-goo pada versi Korea Miracle in Cell No. 7.
BACA JUGA: Cara Mendaftar BPJS Kesehatan Pribadi, Berikut Syarat Dan Ketentuannya
Memang antara versi Korea dan Indonesia sudah pasti ada perbedaan. Namun tetap saja Vino kurang bisa meyakinkan saya untuk menyelami sosok ayah dengan keterbelakangan mental yang menjadi pusat cerita film ini.
Apalagi, postur tubuh Vino terlalu kekar untuk ukuran orang yang bahkan kesulitan menjaga dirinya sendiri. Vino juga terlihat berusaha memerankan sosok anak kecil, alih-alih orang dengan retardasi mental.
Memang antara versi Korea dan Indonesia sudah pasti ada perbedaan. Namun tetap saja Vino kurang bisa meyakinkan saya untuk menyelami sosok ayah dengan keterbelakangan mental yang menjadi pusat cerita film ini.
Apalagi, postur tubuh Vino terlalu kekar untuk ukuran orang yang bahkan kesulitan menjaga dirinya sendiri. Vino juga terlihat berusaha memerankan sosok anak kecil, alih-alih orang dengan retardasi mental.
BACA JUGA: 5 Provinsi Yang Mempunyai Tingkat Inflasi Tinggi Di Indonesia, Selengkapnya
Yah, kembali lagi, itu hanya hasrat saya yang ingin sekali lagi melihat para aktor tampan rela membiarkan wajahnya tak serupawan biasanya demi menjiwai secara total sebuah karakter yang kompleks.
Terlepas dari itu, karya Hanung Bramantyo ini sangat menarik untuk ditonton. Sutradara aslinya, Lee Hwan-kyung, bahkan memuji film remake versi Indonesia ini. Menurut Hwan-kyung, Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia merupakan remake yang terbaik dibandingkan versi lainnya.
Miracle in Cell No. 7 tayang mulai 8 September 2022 di bioskop seluruh Indonesia.
Yah, kembali lagi, itu hanya hasrat saya yang ingin sekali lagi melihat para aktor tampan rela membiarkan wajahnya tak serupawan biasanya demi menjiwai secara total sebuah karakter yang kompleks.
Terlepas dari itu, karya Hanung Bramantyo ini sangat menarik untuk ditonton. Sutradara aslinya, Lee Hwan-kyung, bahkan memuji film remake versi Indonesia ini. Menurut Hwan-kyung, Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia merupakan remake yang terbaik dibandingkan versi lainnya.
Miracle in Cell No. 7 tayang mulai 8 September 2022 di bioskop seluruh Indonesia.
Sumber: CNNIndonesia.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari sarjanakucing21.com di Google News
BACA JUGA: Cara Daftar MyPertamina Untuk Melakukan Pembelian Pertalite Dan Solar, Selengkapnya
BACA JUGA: Cara Mudah Bobol WiFi Di Android dan PC Tanpa Menggunakan Aplikasi, Selengkapnya
BACA JUGA: Sinopsis Film KKN Desa Penari Full Movie, Berikut Link Dan Cara Nonton
Posting Komentar untuk "Review Film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia"